Senin, 06 Mei 2013

Gerakan 30 September / Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI)



PERISTIWA G30S/PKI
                Peristiwa G30/S PKI lebih dikenal dengan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI dengan melakukan kudeta yang ditandai dengan adanya penculikan dan pembantaian terhadap para Jenderal Angakatan Darat yang dianggap sebagai penghalang untuk menyebarkan pengaruh pahan komunis. Gerakan 30 september oleh PKI menjadi malapetaka bagi pemerintahan presidensil pimpinan presiden Soekarno.
Peristiwa ini merupakn tragedi berdarah nasional. Gerakan ini memakan korban jiwa yang sangat besar, diantaranya adalah jendral-jendra yang menjabat pada pemerintahan presidensil.
Tujuan gerakan ini adalah untuk menggulingkan kekuasdaan Presiden Soekarno dan mengganti pancasila sebagai dasar negara menjadi paham komunisme.
                Gerakan PKI ini menjadi isu politik untuk menolak laporan pertanggung jawaban Presiden Soekarno di hadapan Majelis Permursyawaratan Rakyat Sementara ( MPRS ) yang pada waktu itu diketuai oleh A.H Nasution. Dengan ditolaknya laporan ini, maka berakhirlah pemerintahan presidensil dan Indonesia kembali ke pemerintahan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Sebab-Sebab Munculnya  G30S/PKI
  1. PKI merupakan partai terbesar di Indonesia
                Dengan melakukan pendekatan kepada kaum berjunis, PKI berhasil menarik anggota cukup besar, tercatat pada tahun 1965, anggota PKI sudah mencapai 3,5 juta. Hal ini membuat PKI menjadi partai yang besar dan kuat
                PKI melakukan beberapa cara untuk mengembangkan diri, antara lain :
-   Melakukan gerakan gerilia dipedesaan dan melakuan propaganda-propaganda menyesatkan.
-   Melakukan gerakan revosioner oleh kaum buruh di perkotaan.
-   Membentukan pekerja intensif dikalangan ABRI.
-   Menyusup ke berbagai organisasi lain untuk mentransparansikan organisasi PKI.
-   Mendekati Presiden Soekarno
b. Politik luar negeri Indonesia yang lebih condong pada blok timur.
                Pada masa demokrasi terpimpin, indonesia menganut politik NEFO, sehingga PKI dapat memperoleh dukungan dari Cina dan Unisoviet.
c. Konsep Naskom (Nasionalis, Agama, Komunis)
                Dengan konsep ini, PKI dapat memperkuat kedudukannya di Indonesia, sehingga PKI memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mengadakan aksi kudeta.
Persiapan G30S/PKI
PKI dipimpin Dipa Negara Aidit melakukan tindakan :
  1. Nasakomisasi lembaga negara (Nasionalisme, Agama, Komunis)
  2. Mengirim sukarelawan saat berkonfrontasi dengan Malaysia
  3. Aksi sepihak PKI dengan membagi-bagikan tanah pada petani
  4. Mengahncurkan lawan politik (Masyumi, PNI, Murba)
  5. Mengusulkan Angkatan ke 5 (petani, buruh, nelayan yang dipersenjatai)
  6. Melatih 3.000 Pemuda Rakyat dan Gerwani
  7. Menyebarkan Isu Dewan Jendral
ISU-ISU MENJELANG PERISTIWA G30S/PKI
                Dokumen Gilchrist yang diambil dari nama duta besar Inggris untuk Indonesia Andrew Gilchrist beredar hampir bersamaan waktunya dengan isu Dewan Jenderal. Dokumen ini, yang oleh beberapa pihak disebut sebagai pemalsuan oleh intelejen Ceko di bawah pengawasan Jenderal Agayant dari KGB Rusia, menyebutkan adanya "Teman Tentara Lokal Kita" yang mengesankan bahwa perwira-perwira Angkatan Darat telah dibeli oleh pihak Barat. Kedutaan Amerika Serikat juga dituduh memberikan daftar nama-nama anggota PKI kepada tentara untuk "ditindaklanjuti". Dinas intelejen Amerika Serikat mendapat data-data tersebut dari berbagai sumber, salah satunya seperti yang ditulis John Hughes, wartawan The Nation yang menulis buku "Indonesian Upheaval", yang dijadikan basis skenario film "The Year of Living Dangerously", ia sering menukar data-data apa yang ia kumpulkan untuk mendapatkan fasilitas teleks untuk mengirimkan berita.
ISU DEWAN JENDERAL
               
                Pada saat-saat yang genting sekitar bulan September 1965 muncul isu adanya Dewan Jenderal yang mengungkapkan adanya beberapa petinggi Angkatan Darat yang tidak puas terhadap Soekarno dan berniat untuk menggulingkannya. Menanggapi isu ini, Soekarno disebut-sebut memerintahkan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan membawa mereka untuk diadili oleh Soekarno. Namun yang tidak diduga-duga, dalam operasi penangkapan jenderal-jenderal tersebut, terjadi tindakan beberapa oknum yang termakan emosi dan membunuh Letjen Ahmad Yani, Panjaitan, dan Harjono.
ISU DEWAN JENDRAL
Angkatan darat telah membentuk Dewan Jendral yang akan melakukan Kudeta kudeta
Perdana Menteri                             :  Jend. A.H. Nasution
Wakil PM                                             :  Letjend. A. Yani
Mendagri                                            :  Hadisubarno
Menlu                                                   :  Ruslan Abdul Gani
Menhubpar daglu                            :  Brigjen. Sukendro
Jaksa Agung                                       :  Mayjend. S. Parman
Menpangad                                       :  Mayjend Ibrahim Adjie
Menpangal                                         :  Komodor Rusmin Nuryadin
Menpangak                                        :  Mayjend. Pol Yasin
Isu Keterlibatan Soeharto
¢  Hingga saat ini tidak ada bukti keterlibatan/peran aktif Soeharto dalam aksi penculikan tersebut.
¢  Meski demikian, Suharto merupakan pihak yang paling diuntungkan dari peristiwa ini. Banyak penelitian ilmiah yang sudah dipublikasikan di jurnal internasional mengungkap keterlibatan Suharto dan CIA. Beberapa diantaranya adalah, Cornell Paper karya Benedict R.O'G. Anderson and Ruth T. McVey (Cornell University), Ralph McGehee (The Indonesian Massacres and the CIA), Government Printing Office of the US (Department of State, INR/IL Historical Files, Indonesia, 1963-1965. Secret; Priority; Roger Channel; Special Handling), John Roosa (Pretext for Mass Murder: The September 30th Movement and Suharto's Coup d'État in Indonesia), Prof. Dr. W.F. Wertheim (Serpihan Sejarah Th65 yang Terlupakan).
Persaingan PKI dengan Angkatan Darat
                Kepentingan yang dimilik PKI dengan Angkatan darat sangat berbeda bahkan bertolak belakang. Angkatan Darat sebagai kekuatan negara memiliki kepentingan untuk mempertahankan ideologi Pancasila dari Berbagai Ancaman, baik dari dalam maupun dari luar, sedangkan dari pihak PKI memiliki kepentingan untuk mendirikan negara komunis. Persaingan yang menjadi diantara mereka dapat dilihat dalam hal-hal berikut ini.
a. Tindakan Provokasi yang dilakukan PKI yaitu,
1. Menghasut Kaum tani dan buruh untuk mengambil alih tanah luas milik perkebunan.
2. Manggalang Demonstrasi menuntut kenaikan upah di perkebunan dan pabrik-pabrik.
3. melakukan penyerangan, baik secara politis maupun kekerasan terhadap berbagai kelompok yang dinilai antikomunis.
4. Pada bulan Januari 1965, PKI mengajukan gagasan agar buruh dan petani dipersenjatai dan menjadi angkatan kelima. Tujuan PKI melakukan hal itu adalah untuk menggalang kekuatan menghadapi Nekolim Inggris dalam Dwikora.
5. Pada bulan Mei 1965, PKI mengaeluarkan desas-desus munculnya Dewan Jenderal dalam angkatam darat.
b.Tindakan Angkatan Darat dalam menghadapi PKI antara lain,
1. Pada bulan september 1960, Panglima Angkatan Darat memperingatkan Presiden untuk berhati-hati terhadap tindeakan yang dilakukan PKI
2. Angkatan Darat secara tegas menentang pembentukan Kabinet Gotong Royong. Sebab melalui kabinet tersebut, PKI dapat bertindak seluasluasnya tanpa ada pembatas.
3.Angakatan Darat secara tegas menolak gagasan angkatan kelima.
4.Panglima Angkatan Darat berusaha meyakinkan Presiden akan kesetiaan mereka terhadap masyarakat dalam menghadapi desas-desusu munculnya Dewan Jenderal.
PERTENTANGAN  POLITISI PKI DAN TNI AD
  1. Nasakomisasi lembaga negara (Nasionalisme, Agama, Komunis)
  2. Menggantikan Dasar Negara Pancasila dengan Komunis
  3. Mengusulkan Angkatan ke 5 (petani, buruh, nelayan yang dipersenjatai)
  4. Menyebarkan Isu Dewan Jendral
Proses Terjadinya G 30S/PKI
                Pimpinan PKI telah mengadakan pertemuan rahasia selama beberapa kali untuk menyusun rencana kudeta pada tanggal 30 september 1965. gerakan 30 september 1964 secara fisik dilakukan melakui kekuatan militer yang dipimpin oleh Kolonel Untung yang menjabat sebagai Komandan Batalyon I Resimen Cakrawibawa ( Pasukan Pengawal Presiden) yang bertibdak sebagai pimpinan formal seluruh gerakanyya. Letnan Kolonel Untung memerintahkan seluruh anggotanya untuk melakukan gerakanyya pada tanggal 1 oktober 1965 dini hari.
                Mereka melakukan penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap 6 perwira tinggi dan seorang perwira pertama dari Angkatan darat. Para perwira angkatan darat tersebut disiksa selanjutnya dibunuh. Mereka dibawa ke Lubang Buaya yang meruapan markas PKI yang terletak di sebelah selatan Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma.
                Para korban penculikan kemudian disiksa sampai mati dan jasadnya dimasukkan kedalam sumur tua, kemudian ditimbun dengan sampah dan tanah. Ketujuh korban dari TNI angkatan darat yaitu,
a.Letnan Jendral Ahmad Yani yang menjabat sebagai Menteri I Panglima Angkatan darat
b.Mayor Jendral R.Soeprapto yang menjabat sebagai Deputi II Pangad.
c.Mayor jendral Haryono Mas Tirdodarmo yang menjabat sebagai Deputi III Pangad.
d.Mayor Jendral Suwondo Parman yang menjabat sebagai Asisten I Pangad.
e. Brigadir Jendral Donald Izaus Panjaitan ( Asisten IV Pangad)
f. Brigadir Jendral Soetoyo Siswomiharjdo (Inspektur kehakiman loditur)
g. Lentan Satu Piere Andreas Tendaen (Ajudan Jemdral A.H.nasution).
Ketika terjadi penculikan , itu jenderal A.H.Nasution berhasil menyelamatkan diri setelah kakinya tertembak, tetapi putrinya Ade Irma Suryani menjadi korban sasaran tembak dari kaum penculik dan kemudian gugur. Korban lainnya adalahLetnan Polisi Karel Satsuit Tubun yang gugur pada saat melakukan perlawanan terhadap gerombolan yang berusaha menculik Jenderal A.H.Nasution .
                Pada waktu yang bersamaan, PKI juga menyebarkan pengaruhnya diberbagai daerah seperti Yogyakarta, Solo, Wonogiri, Semarang, dan mereka mengumumkan berdirinya Dewan Revolusi melalui siaran berita RRI di Yogyakarta yang dilakukan oleh Kolonel Untung . Dewan Revolusi yang ada di Yogyakarta diketuai oleh Mayor Mulyono yang melakukan penculikan terhadap kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiyono.
Penumpasan G 30S/PKI
                Pada tanggal 1 Oktober 1965, dilakukan operasi penumpasan G 30S/PKI yang dipimpin oleh Mayjen Soeharto. Ada beberapa langkah penting yang dlakukan dalam penumpasan tersebut yaitu,
                Menetralisir pasukan yang bearada di Medan
1.Merdeka yang dimanfaatkan PKI. Pasukan yang dimafaatkan oleh PKI berasal dari Batalyon 503/Brawijaya dan Batalyon 545/Diponegoro. Kedua pasukan tersebut akhirnya berhasil ditarik mundur dan berhasil disadarkan dari pengaruh PKI.
2.Pasukan RPKAD berhasil menduduki kembali gedung RRI pusat, gedung telekomunikasi, dan mengamankan seluruh wilayah Medan Merdeka tanpa terjadi bentrokan senjata atau pertumpahan darah.
3.Pasukan Batalyon 238 Kujang/Siliwangi berhasil menguasai Lapangan Banteng dan mengamankan Markas Kodam V/Jaya.
4.Batalyon I Kavaleri berhasil mengamankan BNI Unit I dan percetakan uang di daerah kebayoran.
5.Pada tanggal 2 Oktober 1965 pasukan RPKAD berhasil menduduki Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma dengan batuan Batalyon 238 Kujang/Siliwangi dan Batalyon I Kavaleri.
6.Pembersihaan kekampung-kampung disekitar Lubang Buaya dari pengaruh PKI.
7.Pada tanggal 3 Oktober 1965 berhasil ditemukan jenazah para Jendral yang menjadi korban G 30S/PKI yang kemudian dibersihkan dan disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat dan baru dimakamkan pada tanggal 5 Oktober 1965.
F.Faktor Penyebab Kegagalan Pemberontakan G 30S/PKI
¢  Kesalahan perhitungan waktu oleh PKI.
¢  Rasa percaya diri yang amat tinggi oleh PKI.
¢  Kekacauan pada komando militer, sementara PKI berhadapan dengan ABRI, khususnya AD yang sangat mantap kemampuan tempurnya.
¢  Adanya kebencian masyarakat terhadap tindakan PKI.
¢  Tidak adanya reson dari para simpatisan PKI terhadap perubahan yang serba cepat dan kurang terkodinir.
Kebencian pada PKI
¢  Jika dikalangan pemerintah musuh terbesar adalah Angkatan Darat, untuk kalangan masyarakat musuh terbesar adalah umat islam. Karena perilaku PKI tidak sedap di pandang, bagaimana tidak mereka berpesta pora mabuk-mabukan di jalanan, melakukan tari telanjang pria dan wanita, istrimu juga istriku.
¢  Sebenarnya tidak hanya islam yang tidak suka PKI, bahkan semua agama di indonesia melegalkan atas pembantaian PKI. Tahun 1948 musso memberontak di madiun, seperti yang kita ketahui di siaran TV yang biasa di tayangkan dahulu, para kyai di gorok dan kitab suci di bacok-bacok inilah kebencian yang mendalam.
Dampak Peristiwa G 30S/PKI 1965
Peristiwa G 30S/PKI 1965 yang telah terjadi di Indonesia telah memberi dampak negatif dala kehidupan sosial dan politik masyarakat Indonesia yaitu,
1. Dampak Politik
a.Presiden Soekarno kehilangan kewibawaannya di mata rakyat Indonesia
b. Kondidi politik Indonesia semakin tidak stabil sebab banayk muncul pertentangan dalam lembaga tinggi Negara
c.Sikap pemerintah yang belum dapat mengambil keputusan untuk membubarkan PKI sehingga menimbulkan kemarahan rakyat
d. Munculnya aksi demonstrasi secara besar-besaran yang dilakuakn oleh rakyat beserta mahasiswa yang tergabung oleh KAMI,KAPPI, dan KAPI menuntut pembubaran terhadap PKI beserta ormas-ormasnya. Tuntutan mereka dikenal dengan istilah Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat yaitu,
1. Pembubaran PKI
                2. Pembersihan Kabinet Dwikora dari Unsur-unsur PKI
                3. Penurunan harga-harga barang
e. Pemerintah mengadakan reshuffle (pembaharuan terhadap Kabinet Dwikora menjadi kabinet Dwikora yang disempurnakan dengan ditunjuknya kabinet yang keanggotaannya seratus menteri sehingga dikenal dengan kabinet seratus menteri. Akan tetapi, pembentukan kabinet tersebut ditentang oleh Kami dan rajyat banyak sebab dalam kabinet tersebut masih dijumpai menteri-menteri yang pro PKI atau mendukung PKI sehingga mereka melakukan aksi dijalan dengan mengempeskan banban mobil milik para calon menteri yang akan dilantik. Aksi tersebut menewaskan seorang mahsiswa yang bernama Arif Rahman hakim. Kematian Arif Rahman Hakim tersebut memengaruhi munculnya aksi demonstrasi yang lebih besar yang dilakuakan mahasiswa para pemuda indonesia di Jakarta maupun daerah-daerah lainnya
f. Pada tanggal 25 Februari 1966, presiden Soekarno membubakan Kami sebab dianggap telah menjadi pemicu munculnya aksi demonstrasi dan turun kejalan yang dilakukan oleh para pemuda Indonesia dan Mahasiswa Indonesia.
g. Pada yanggal 11 Maret 1966 diselenggarakan sidang kabinet yang ingin membahas kemelut politik nasional. Namun sidang ini tidak dapat diselesaikan dengan baik karena adanya pasukan tak dikenal yang ada diluar gedung yang dianggap membahayakan keselamatan Presiden Soekarno.
h. Pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret atau dikenal dengan istilah Supersemar yang isinya presiden Soekarno memberi perintah kepada Letnan Jendral Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap penting dan perlu agar terjamin keamanan dan ketertiban, jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan presiden.
2. dampak ekonomi
di bidang ekonomi peristiwa g 30s/pki telah menyebabkana akibat yang berupa inflasi yang tinggi yang diikuti olaeh kenaikan harga barang-barang, bahkan melebihi 600 persen setehun. untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan ekonomi yaitu :
a. mengadakan devaluasi rupiah lama menjadi rupiah baru yaitu dari
rp.1000 menjadi rp.100
b. menaikkan harga bahan bakar menjadi empat kali lipat tetapi kebijakan ini menyebabkan kenaikan harga yang sulit untuk dikendalikan.
Beberapa Pendapat Mengenai G 30S/PKI
Dewasa ini, setelah jatuhnya rezim orde baru banyak perbedaan pendapat mengenai G 30S/PKI. Pendapat-pendapat berkembang seputar bukti sejarah peristiwa ini dan mencari siapa dalang di balik peristiwa ini. Adapun pendapatpendapat tersebut yaitu sebagai berikut,
1. Pandangan yang menegaskan bahwa pelaku utama dan dalang G 30S/PKI adalah PKI. Pandangan ini cukup mantap selama masa pemerintahan Orde Baru,. Pandangan bahwa PKI-lah yang menjadi dalang G 30S/PKI ini berdasarkan Syam (Kamaruzzaman) dalam persidangan Mahmilub. Pandangan ini mirip film dokumenter yang di publikasikan di massa Orde Baru.
2. Pandangan yang kedua menegaskan bahwa G 30S/PKI itu adalah bentuk korupsi. Hal ini juga diambil dari penelitian Victor M.Fic yang mengatakan bahwa tragedi 1 Oktober 1965 itu merupakan konspirasi antara Soekarno- Aidit_ Mao Tse Tung. Dalam pandangan ini, ada pihak ketiga menjadi aktor gerakan. Akan tetapi, aktor-aktor tersebut belum diketahui secara pasti dan mengarah ke beberapa tokoh Orde Baru.
3. Pandangan yang ketiga mengatakan bahwa G 30S/PKI terjadi karena Konflik intern di tubuh TNI AD. Hal ini didasarkan pada kesaksian Nyono, Persis Pardede, dan juga Sudisman, bahwa PKI pada prinsipnya menyokong gerakan para ” Perwira Progresif” yang akan melakukan aksi pemberontakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar