seminggu yang lalu ada tugas dari bu guru disuruh penelitian. yang kita ( kelompok ) yaitu penelitian ke ternak sapi . udah disuruh penelitian disuruh bikin laporannya juga , blankk .... pas kelas 1 udah disuruh tuh beberapa kali , apa yang terjadi ??? tugasnya dibalikin ampe 3 kali gara-gara SALAH TOTAL . and than sekarang berharap gak salah , tapi masih aja jauh dari kata BENAR . bukan karena gak jelas ngajarinnya tapi emang ni otak selalu mentok , pengen ngeposting ttg cinta mulu . jadi lupa bikin tugas akhirnya bikin tugasnya seadanya deh . ini nih hasil bikin laporan yang acak adut Banget :))))
LAPORAN PENELITIAN
“PENELITIAN PROSES PEMBUATAN SUSU PERAH MENJADI PRODUK OLAHAN “
TAHUN 2012 – 2013
Disusun Oleh :
· Beby Herawati Vadupa
· Dina Nurdiani
· Iis Sumiati
· M. Azis Agus Saputra
· M. Muslim Nurudin
· Putri Faza Yulianti Pratiwi
Kelas : XI IPA 2
SMA NEGERI 1 JATINANGOR
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah membantu kami menyelesaikan laporan ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan NYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi muhammad SAW.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang PROSES PEMBUATAN SUSU PERAH MENJADI BERBAGAI MACAM PRODUK, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Laporan ini di susun oleh semua anggota kelompok . Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.
Laporan ini berisi tentang PEROSES PEMBUATAN SUSU PERAH MENJADI BERBAGAI MACAM PRODUK yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat pecinta susu sapi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada guru bahasa Indonesia kami yaitu yaitu Ibu Shoti yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun laporan .
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
28 Februari 2013
penyusun
1.PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Air susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia karena kelezatan dan komposisinya yang ideal selain air susu mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh, semua zat makanan yang terkandung didalam air susu dapat diserap oleh darah dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Didalam kehidupan sehari-hari, tidak semua orang meminum air susu yang belum diolah. Hal ini disebabkan karena tidak terbiasa mencium aroma susu segar (mentah), atau sama sekali tidak suka air susu dan sebagian lagi karena menganggap harga air susu mahal dibandingkan kebutuhan sehari-hari lainnya. Dengan adanya teknologi pengolahan/pengawetan bahan makanan, maka hal tersebut diatas dapat diatasi, sehingga air susu beraroma enak dan disukai orang.
Air susu yang banyak menyebar dan dikenal dipasaran adalah air susu sapi. Oleh karena itu kami melakukan penelitian tentang susu sapi perah, kandungan yang ada di dalamnya dan juga produk olahannya .
Pengolahan air susu sapi dimaksudkan untuk mendiversifikasikan air susu sapi menjadi bahan makanan dalam berbagai bentuk. Selain itu untuk menghindari agar air susu sapi tidak menjadi mubazir atau terbuang percuma. Sebagaimana kita ketahui bahwa air susu sapi murni hanya mampu bertahan dalam waktu kurang dari 24 jam. Lewat dari batas waktu tersebut kalau tidak bisa memanfaatkannya, maka air susu akan terbuang percuma dan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit nilainya.
Air Susu Sebagai Bahan Makanan
Air susu merupakan bahan makanan utama bagi makhluk yang baru lahir, baik bagi hewan maupun manusia. Sebagai bahan makanan/minuman air susu sapi mempunyai nilai gizi yang tinggi, karena mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan oleh tubuh seperti Calsium, Phosphor, Vitamin A, Vitamin B dan Riboflavin yang tinggi. Komposisinya yang mudah dicerna dengan kandungan protein, mineral dan vitamin yang tinggi, menjadikan susu sebagai sumber bahan makanan yang fleksibel yang dapat diatur kadar lemaknya, sehingga dapat memenuhi keinginan dan selera konsumen.
Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan
1.2 TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
· Cara pemerahan susu
· Cara perawatan sapi perah
· Kandungan yang terdapat dalam susu sapi
· Manfaat dari susu sapi
· Cara membuat produk dari susu sapi
1.3 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat membantu setidaknya untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang PROSES PEMBUATAN SUSU SAPI MENJADI PRODUK OLAHAN .
1.4 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Februari 2013 di Tanjungsari, kebon Hui, dusun Pasir Rt.03 Rw.07 Desa Margajaya Kab. Sumedang
1.5 MATERI DAN METODE
Pendekatan masalah dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan, kunjungan terhadap salah satu industri susu pasteurisasi di Tanjung Sari, mempelajari sistem mutu dan keamanan pangan yang diterapkan serta seberapa jauh jaminan atas keamanan pangan diberikan oleh sistem atau pengawasan mutu dan keamanan yang telah diterapkan.
1.6 PERSYARATAN KUALITAS AIR SUSU. Bila kita akan mengolah susu segar menjadi sesuatu produk olahan merupakan hal yang penting untuk menggunakan susu yang berkualitas baik. Persyaratan kualitas susu untuk pengolahan ini mencakup persyaratan 1. Fisika-kimia (chemico-physical-requirement) dan 2. Bakteri (bacteriological requirement). Biasanya susu harus mempunyai kualitas bakteri yang baik Pertumbuhan bakteri yang cepat pada susu segar menyebabkan bau yang tidak enak. Susu dapat terkontaminasi dari dalam maupun dari luar ambing. Kontaminasi dari dalam ambing berasal dari penyakit (TBC, brucellosis, mastitis), sedangkan kontaminasi dari luar berasal dari puting, udara, peminum susu, lalat dan alat pemerahan susu. Hal yang penting lainnya adalah susu harus bebas dari residu antibiotik, pestisida, dan serta susu yang berasal dari sapi yang mendapatkan perlakuan obat-obatan tidak boleh digunakan. Yang harus dijaga adalah bahwa susu tidak terkontaminasi oleh residu pembersih (detergen). Nyatanya bahwa bahan seperti sulphonamides, nitrofurans dan quaternary ammonium dapat menghambat fermentasi walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Susunan dan kekentalan merupakan hal yang penting diperhatikan bahwa susu tidak dipalsukan.
Berdasarkan jumlah bakteri yang terdapat dalam susu, kualitas susu di negara-negara barat dan maju lainnya digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :
a. Susu dengan kualitas baik atau kualitas A (No. 1.) jika jumlah bakteri yang terdapat dalam susu segar tidak lebih dari 100.000 setiap milliliter. Bakteri-bakteri koli tidak lebih dari 10 /ml.
b. Susu kualitas B (No. 2, sedang) jika jumlah bakteri nya antara 100.000 – 1.000.000/ml, dan jumlah bakteri koli tidak lebih dari 10/ml.
c. Susu dengan kualitas C (No. 3, jelek) jika jumlah bakterinya lebih daripada 1.000.000/ml.
1.7 PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUSU Pemeriksaan air susu dapat dilakukan secara fisik, kimia dan biologis. Pemeriksaan secara fisik dapat dilakukan dengan memeriksa warna, rasa dan aroma air susu dengan indera kita, sedangkan pemeriksaan kualitas air susu secara kimia dilakukan dengan menggunakan zat kimia atau reaksi kimia tertentu. Pemeriksaan kualitas air susu secara biologis dapat dilakukan dengan mikroskopis, bakteriologis dan biokemis.
Pemeriksaan kualitas air susu di Indonesia dilakukan tidak hanya terhadap air susu, tetapi juga terhadap perusahaan-perusahaan peternakan sapi perah, jadi tempat-tempat produk susu. Pengawasan perusahaan tersebut dibagi dalam pengawasan mengenai peralatan perusahaan (ember, milk can, kandang, dan sapi-sapi) serta pengawasan terhadap pemeliharaannya.
Pada pemeriksaan airs susu harus diperhatikan dua hal yaitu:
1. Keadaan air susu
yang biasanya tidak ditemukan pada air susu yang normal atau bila air susu tidak memenuhi syarat-syarat minimal.
2. Susunan air susu Keadaan air susu dikatakan menyingkir, bila air susu kotor, mengandung kuman-kuman yang tidak ditemukan didalam air susu normal, air susu mulai busuk. Susunan air susu dikatakan menyingkir, bila air susu dicampur dengan bahan-bahan
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air susu :
1. Keadaan kandang :
Kandang yang baik harus memenuhi syarat-syarat :
- Letak kandang harus bebas dari kandang babi, ayam dan ternak
lainnya. Hal ini maksudnya untuk menjaga flavour (rasa dan bau),
karena air susu mudah sekali menyerap bau.
- Konstruksi kandang yang baik adalah dari papan atau beton.
- Ventilasi kandang harus baik, agar sirkulasi udara dapat berjalan
dengan baik
- Harus ada tempat penimbunan kotoran dan terletak jauh dari
kandang.
2. Keadaan kamar susu :
- Kamar susu berfungsi untuk menyimpan air susu sementara
sebelum dibawa ke pusat pengumpulan susu (milk colecting centre)
atau kekonsumen.
- Sebaiknya kamar susu terhindar dari bau kandang yang tidak
enak, dan ukuran kamar susu tidak perlu terlalu luas tetapi bersih.
3. Kesehatan sapi :
- Kesehatan sapi harus selalu dijaga. Penyakit yang bisa ditulari sapi
kepada manusia dan sebaliknya (zoonosis) melalui air susu adalah
penyakit TBC, Anthrax, dan Brucellosis. Tanda-tanda sapi yang
terserang penyakit anthrax antara lain adalah keluarnya darah dari
hidung dan feses, sedangkan penyakit anthrax pada manusia
menyebabkan bisul-bisul pada tubuh. Penyakit Brucellosis pada sapi
dapat menyebabkan abortus (keguguran) pada sapi.
4. Kesehatan pemeliharaan sapi :
- Kesehatan pemeliharaan sapi dapat mempengaruhi kualitas air
susu sapi. Bila pekerja/pemelihara sapi menderita TBC atau typus,
maka penyakit tersebut akan menular melalui air susu kepada
konsumen air susu lainnya.
5. Cara pemberian pakan sapi :
- pemberian pakan sapi sebaiknya dilakukan tidak pada waktu
pemerahan susu, karena aroma dari pakan ternak dapat diserap
oleh air susu.
6. Persiapan sapi yang akan diperah :
- Sebelum sapi diperah, sebaiknya disekitar lipat paha sapi
dibersihkan. Ambingnya dilap dengan kain yang dibasah basahi air
panas. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi dan
menstimulir memancarnya air susu sapi.
7. Persiapan pemerah :
- Sebelum memerah air susu, tangan pemerah harus dicuci bersih,
begitu pula alat-alat yang digunakan pemerah pada saat memerah
air susu. Jumlah kuman yang dapat terkoreksi adalah 150 – 200
ribu/ml air susu.
8. Bentuk dari ember :
- Ember yang digunakan pada waktu pemerahan adalah ember
khusus, dimana ember tersebut agak tertutup, hanya diberi lubang
sedikit.
9. Pemindahan air susu dari kandang :
- Setelah memerah, air susu dibawa ke kamar susu. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari agar air susu tersebut tidak
berbau sapi ataupun kotoran.
10. Penyaringan air susu :
- Untuk menghilangkan kotoran-kotoran dari air susu, sebaiknya air
susu disaring dengan menggunakan saringan yang memakai filter
kapas atau kain biasa yang dicuci dan direbus setiap kali habis
dipakai.
11. Cara pendinginan air susu :
- Sebaiknya setelah diperah, air susu langsung didinginkan. Hal ini
dimaksudkan agar dapat menghambat dan mengurangi
perkembangan kuman. Air susu sebaiknya didinginkan maximum
70C dan minimum 40C.
12. Cara pencucian alat-alat :
- Untuk memperoleh alat-alat yang bersih, cucilah alat-alat dengan
air dingin atau hangat supaya sisa-sisa susu hilang. Kemudian cuci
dengan air sabun yang hangat, disikat dan dibilas. Alat-alat
tersebut kemudian direndam dengan air mendidih selama 2 – 3
menit atau diuapkan selama 30 detik.
13. Pengawasan terhadap lalat :
- Pengawasan terhadap lalat perlu sekali dilakukan. Hal ini dimaksud
selain untuk mengurangi jumlah kuman, juga untuk menjaga agar
sapi tidak gelisah. Bila pengawasan terhadap lalat dilaksanakan
sebaik mungkin, setidak-tidaknya jumlah kuman akan dapat
ditekan.
b. Nutrisi/Pakan :
Jenis pakan akan dapat mempengaruhi komposisi susu. Pakan yang terlalu banyak konsentrat akan menyebabkan kadar lemak susu rendah. Jenis pakan dari rumput-rumputan akan menaikan kandungan asam oleat sedangkan pakan berupa jagung atau gandum akan menaikkan asam butiratnya. Pemberian pakan yang banyak pada seekor sapi yang kondisinya jelek pada waktu sapi itu dikeringkan dapat menaikkan hasil susu sebesar 10 – 30 %. Pemberian air adalah penting untuk produksi susu, karena susu 87 % terdiri dari air dan 50 % dari tubuh sapi terdiri dari air. Jumlah air yang dibutuhkan tergantung dari :
a. Produksi susu yang dihasilkan oleh seekor sapi
b. Suhu sekeliling
c. Pakan yang diberikan
Perbandingan antara susu yang dihasilkan dan air yang dibutuhkan adalah 1 : 36. Air yang dibutuhkan untuk tiaphari bagi seekor sapi berkisar 37 – 45 liter.
c. Lingkungan :
Pengaruh lingkungan terhadap komposisi susu bisa dikomplikasikan oleh faktor-faktor seperti nutrisi dan tahap laktasi. Hanya bila faktor-faktor seperti ini dihilangkan menjadi memungkinkan untuk mengamati pengaruh musim dan suhu. Biasanya pada musim hujan kandungan lemak susu akan meningkat sedangkan pada musim kemarau kandungan lemak susu lebih rendah. Produksi susu yang dihasilkan pada kedua musim tersebut juga berbeda. Pada musim hujan produksi susu dapat meningkat karena tersedianya pakan yang lebih banyak dari musim kemarau.
Suhu dan kelembaban mempengaruhi produksi susu. Selain itu pada lingkungan dengan kelembaban yang tinggi sangat mempengaruhi timbulnya infeksi bakteri dan jamur penyebab mastitis. Suhu lingkungan yang tinggi secara jelas menurunkan produksi susu, karena sapi menurunkan konsumsi pakan, tetapi belum jelas apakah suhu mempengaruhi komposisi susu.
d. Kandungan Dalam Susu Sapi
Secara umum, susu sapi mengandung antara lain kalsium, protein, kalium, fosfor, vitamin D, vitamin B12, vitamin A, vitamin B2 kompleks atau dikenal juga dengan nama riboflavin, niasin, potassium, magnesium, tiamin, asam amino, protein, yodium, seng, leticin dan masih banyak lagi lainnya. Semua komponen senyawa ini menjadikan manfaat susu sapi cukup kompleks.
d. Prosedur Pemerahan Susu :
Faktor yang mempengaruhi produksi susu antara lain adalah jumlah pemerahan setiap hari, lamanya pemerahan, dan waktu pemerahan. Jumlah pemerahan 3 – 4 kali setiap hari dapat meningkatkan produksi susu daripada jika hanya diperah dua kali sehari. Pemerahan pada pagi hari mendapatkan susu sedikit berbeda komposisinya daripada susu hasil pemerahan sore hari. Pemerahan menggunakan tangan ataupun menggunakan mesin tidak memperlihatkan perbedaan dalam produksi susu, kualitas ataupun komposisi susu. Hubungan antara umur dan jumlah pemerahan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Perbandingan Pemerahan 3 – 4 kali per Hari dengan Pemerahan 2 kali per Ha
Umur Sapi | Pemerahan |
|
3 X Sehari | 4 X Sehari |
2 tahun 3 tahun 4 tahun | 20 % > 17 % > 15 % > | 35 % > 30 % > 26 % > |
|
|
|
|
|
|
Untuk lebih jelas, maka komponen-komponen air susu akan diuraikan satu persatu sebagai berikut :
1. Air :
Air susu mengandung air 87.90%, yang berfungsi sebagai bahan pelarut bahan kering. Air didalam air susu sebagian besar dihasilkan dari air yang diminum ternak sapi.
2 Lemak :
Air susu merupakan suspensi alam antara air dan bahan terlarut didalamnya. Salah satu diantaranya adalah lemak. Kadar lemak didalam air susu adalah 3.45%. Kadar lemak sangat berarti dalam penentuan nilai gizi air susu. Bahan makanan hasil olahan dari bahan baku air susu seperti mentega, keju, krim, susu kental dan susu bubuk banyak menagndung lemak.
Susunan lemak susu terdiri dari lemak majemuk, merupakan lemak murni dan terdiri dari 3 molekul asam lemak terikat pada suatu molekul glycerine. Lemak asam susu terdiri dari campuran beberapa asam lemak antara lain :
a. Lemak sederhana yang memiliki asam lemak sama
b. Lemak campuran yang terdiri dari beberapa macam lemak terikat pada glyserine
Asam lemak yang terdapat didalam air susu terdiri dari 2 golongan yaitu asam lemak yang dapat larut (butyric, caproic,caprilic dan capric ) serta asam lemak yang tak dapat larut (leuric, myristic, palmitic dan oleic).
BJ air susu 0.93 dan lebih ringan dari BJ air. Hal ini memungkinkan lemak mengapung atau membentuk lapisan di permukaan air susu apabila air susu didinginkan.
Air susu yang baru diperah mempunyai temperatur sama dengan temperatur badan sapi yaitu 370 C , dalam hal ini lemak terdapat dalam bentuk cair. Beberapa jam setelah pemerahan temperatur air susu menurun menjadi 330C dan pada saat ini pembekuan lemak dimulai, dan akan membeku seluruhnya pada temperatur 230C. Titik beku dan titik cair lemak air susu berkisar antara 330 C sampai 230 C.
Warna putih air susu ditentukan oleh lemak air susu. Lemak susu mempunyai alat refleksi terhadap sinar matahari. Bentuk lemak di dalam air susu merupakan butir yang disebut globuler.
Besar kecilnya butir lemak ditentukan oleh kadar air yang ada didalamnya. Makin banyak air maka makin besar globuler dan keadaan ini dikhawatirkan akan menjadi pecah. Bila globuler pecah maka air susu disebut pecah. Air susu yang pecah tidak dapat dipisahkan lagi krimnya, dan tidak dapat dijadikan sebagai bahan makanan. Globuler air susu mudah menyerap bau dari sekitarnya, oleh karena itu jangan simpan air susu pada tempat yang berbau.
Buckle et al., (1987) menyatakan kerusakan yang dapat terjadi pada lemak susu merupakan sebab dari berbagai perkembangan flavor yang menyimpang dalam produk-produk susu, seperti:
a. Ketengikan, yang disebabkan karena hidrolisa dari gliserida dan pelepasan asam lemak seperti butirat dan kaproat, yang mempunyai bau yang keras, khas dan tidak menyenangkan.
b. Tallowiness yang disebabkan karena oksidasi asam lemak tak jenuh.
c. Flavor teroksidasi yang disebabkan karena oksidasi fosfolipid.
d. Amis/bau seperti ikan yang disebabkan karena oksidasi dan reaksi hidrolisa.
3. Protein :
Kadar protein didalam air susu rata-rata 3.20% yang terdiri dari : 2.70% casein (bahan keju), dan 0.50% albumen. Berarti 26.50% dari bahan kering air susu adalah protein. Didalam air susu juga terdapat globulin dalam jumlah sedikit. Protein didalam air susu juga merupakan penentu kualitas air susu sebagai bahan konsumsi.
Albumin ditemukan 5 gram per kg air susu, dalam keadaan larut. Didalam pembentukan keju, albumin memisah dalam bentuk whey. Beberapa hari setelah induk sapi melahirkan, kandungan albumin sangat tinggi pada air susu dan normal setelah 7 hari.
Pada suhu 640 C albumin mulai menjadi padat, sifat ini identik dengan sifat protein pada telur. Akan tetapi karena kadar albumin yang sedikit maka pada pasteurisasi tidak dapat ditemukan, bahkan pada pemasakan yang dapat dilihat hanya merupakan titik-titik halus pada dinding dan dasar panci.
3. Laktosa :
Laktosa adalah bentuk karbohidrat yang terdapat didalam air susu. Bentuk ini tidak terdapat dalam bahan-bahan makanan yang lain. Kadar laktosa di dalam air susu adalah 4.60% dan ditemukan dalam keadaan larut. Laktosa terbentuk dari dua komponen gula yaitu glukosa dan galaktosa. Sifat air susu yang sedikit manis ditentukan oleh laktosa. Kadar laktosa dalam air susu dapat dirusak oleh beberapa jenis kuman pembentuk asam susu.
Pemberian laktosa atau susu dapat menyebabkan mencret atau gangguan-gangguan perut bagi orang yang tidak tahan terhadap laktosa. Hal ini disebabkan kurangnya enzim laktase dalam mukosa usus.
4. Vitamin dan enzim :
Kadar vitamin di dalam air susu tergantung dari jenis makanan yang diperoleh ternak sapi dan waktu laktasinya. Vitamin diukur dengan satuan International Units (IU) dan mg. Vitamin yang terdapat didalam lemak disebut ADEK, dan vitamin yang larut didalam air susu, tergolong vitamin B komplek, vitamin C, Vitamin A, provitamin A dan vitamin D. Vitamin yang larut didalam air susu yang terpenting ialah vitamin B1, B2, asam nikotinat dan asam pantotenat. Bila air susu dipanaskan/dimasak, dipasteurisasi atau disterilisasi maka 10 – 30 % vitamin B1 akan hilang, vitamin C akan hilang 20 – 60 %.
Enzim berfungsi untuk mengolah suatu bahan menjadi bahan lain dengan jalan autolyse. Enzim yang terkenal adalah peroxydase, reductase, katalase dan phospatase. Dengan adanya pemanasan, enzim tidak akan berfungsi lagi.
e. Manfaat Susu Sapi
1. Sebagai sumber nutrisi alami dan kompleks yang berperan memenuhi kebutuhan gizi manusia.
2. Menjaga kesehatan tulang juga mengoptimalkan pertumbuhan tulang.
3. Menyehatkan gigi
4. Mencegah juga mereduksi potensi terkena serangan jantung
Menjaga dan menurunkan tekanan darah.
6. Kandungan zat besi, vitamin A dan juga tembaga di dalam susu sangat baik terhadap kecantikan kulit.
7. Kandungan magenesium di dalam susu mampu menjaga jantung dan juga sistem saraf lebih kuat.
8. Kandungan seng pada susus sapi membuat luka pada tubuh bisa sembuh lebih cepat.
9. Kandungan senyawa tyrosine mampu merangsang hormone yang bertanggungjawab atas rasa bahagia sehingga akan membuat Anda lebih rileks.
10. Susu bisa menetralisir racun yang ada di dalam tubuh
11. Vitamin B2 pada susu juga ampuh memelihara kesehatan mata Anda.
12. Minum susu sebelum tidur akan membuat kualitas istirahat Anda lebih optimal.
f. Penyakit Pada Sapi a. Antrax
Penyebab : Kuman Antrax
Gejala : Bengkak pada dada leher dan perut, keluar darah dari lubang hidung, rongga mulut, anus dan kelamin menjelang kehamilan.
Pencegahan : Vaksinasi Antrax.
b. Brucellosis
Penyebab : Kuman Brucella
Gejala : Biasanya terjadi keguguran pada kebuntingan 5 - 8 bulan.
Pencegahan : Pemeriksaan darah secara berkala, menjaga kebersihan kandang ternak, dan Vaksinasi.
1.8 Pengelolaan / Manajemen
a. Sapi dara : Sapi betina berumur 1 – 2 tahun atau lebih dan belum pernah beranak. Pemeliharaan dan pemberian pakan pada sapi dara sebelum beranak sangat mempengaruhi pertumbuhan.
b. Sapi Betina Dewasa : Dilakukan exercise (gerak jalan), pemeliharaan kuku, kebersihan badan, dan perlu diperhatikan perkembangan reproduksi seperti masa birahi, masa perkawinan, kebuntingan
dan beranak.
c. Pembuatan catatan meliputi catatan reproduksi dan kesehatan.
1.9 Pemasaran
Susu yang diperoleh akan dibawa menuju KUD (Koperasi Unit Daerah) untuk kemudian dijadikan produk yang selanjutnya dikirimkan ke Jakarta,dan kota-kota lainnya.
1.10 Proses Pemerahan susu sapi
Sebelum sapi diperah atau diambil air susunya, terlebih dahulu sapi dibersihkan agar air susu yang diambil bersih dari kotoran dan tidak terkontaminasi bakteri.
Setelah sapi dibersihkan, kemudian sapi diperah, diambil air susunya.
Perlu diketahui bahwa tangan orang yang akan memerah sapi harus bersih agar hasil air susu sapinya juga bersih. Begitu juga dengan ember untuk menampung air susu saapinya harus bersih dan harus berwarna putih,tidak boleh ember berwarna hitam.
Setelah proses penyaringan, air susu kemudian dimasukan ke dalam maliken untuk disetorkan ke KUD. Satu liter air susu dihargai Rp 3000,00 oleh KUD, tetapi untuk konsumen lain dihargai Rp 5000,00/liter.
a. Proses Pengolahan Susu Sapi Berikut ini adalah proses pengolahan susu sapi:
1. Setelah mendapatkan susu hasil perahan, segera bawa susu hasil perahan tersebut ke kamar susu, kemudian disaring. Penyaringan harus dilakukan segera untuk menghindari agar jangan sampai kuman-kuman yang hinggap pada kotoran di dalam air susu mendapat kesempatan untuk berkembang biak lebih lanjut
2. Setelah disaring, baru dilakukan penakaran apabila ingin mengetahui jumlah produksi
3. Selanjutnya, air susu dialirkan ke alat pendingin. Untuk pendinginan diperlukan suhu 10 - 15 decel selama 2 - 3 jam. Pendinginan air susu bertujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri sehingga air susu sapi bisa bertahan lama. Atau bisa juga melakukan pasturisasi terlebih dahulu sebelum susu dialirkan ke alat pendingin agar bila terdapat organisme atau bakteri yang merugikan bisa mati.
4. Secara sederhana, pendinginan bisa dilakukan dengan menempatkan botol-botol air susu atau susu yang sudah di pak dalam kantong plastik, kemudian dimasukkan ke dalam bak yang berisikan es. Sedangkan pasturisasi sederhana dapat dilakukan dengan cara merebus air susu diatas kompor di temperatur 74 decel selama 6 menit
5. Setelah proses pendinginan/pasturisasi selesai, susu boleh dimasukkan ke dalam botol-botol untuk dikirim ke konsumen.
Keterangan:
Susu sapi yang tidak melewati tahap pendinginan atau pasturisasi dan langsung dimasukkan ke dalam botol, kualitas susunya akan mudah rusak atau pecah
b. Bakteri Pada Susu Sapi
Terjadinya kontaminasi bakteri dapat dimulai ketika susu diperah dari puting sapi. Lubang puting susu memiliki diameter kecil yang memungkinkan bakteri tumbuh di sekitarnya. Bakteri ini ikut terbawa dengan susu ketika diperah. Meskipun demikian, aplikasi teknologi dapat mengurangi tingkat pencemaran pada tahap ini dengan penggunaan mesin pemerah susu (milking machine), sehingga susu yang keluar dari puting tidak mengalami kontak dengan udara.
Prof. Douglas Goff, seorang dairy scientist dari University of Guelph menyatakan, pencemaran susu oleh mikroorganisme lebih lanjut dapat terjadi selama pemerahan (milking), penanganan (handling), penyimpanan (storage), dan aktivitas pra-pengolahan (pre-processing) lainnya. Mata rantai produksi susu memerlukan proses yang steril dari hulu hingga hilir, sehingga bakteri tidak mendapat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam susu.
c. Hasil Olahan Susu Sapi
1. Susu Skim (Skim Milk) dan Susu Krim (Whole Milk / Full Cream)
Susu Skim adalah susu segar yang tertinggal setelah krim diambil sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin yang larut dalam lemak .
2. Susu Kental Manis dan Susu yang diuapkan
Secara umum istilah susu kental manis berarti susu yang dimaniskan, yakni susu yang berbentuk cairan kental, warna putih kekuningan atau warna lain yang tergantung dari aroma yang ditambahkan, dengan bau dan rasa khas.
3. Susu Kering atau susu bubuk
Produk-produk susu kering atau tepung susu adalah produk susu berwarna putih kekuningan, bau dan rasa khas susu, yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian besar air dari susu dengan cara pengeringan yang pada umumnya melalui proses pengabutan, dibuat sebagai kelanjutan dari proses penguapan biasa kadar air dikurangi sampai di bawah 5% dan sebaiknya harus kurang dari 2%.
4. Susu Steril
Susu steril adalah produk susu yang diperoleh dengan cara mensterilkan susu pada suhu tidak kurang dari 100 ºC selama waktu yang cukup untuk mencapai keadaan steril komersial, dan dikemas secara hermetis (proses pencegahan pembusukan produk pada penyimpanan dengan waktu yang lama).
5. Susu UHT (Ultra High Temperature Milk)
Susu UHT ini adalah produk susu yang diperoleh dengan cara mensterilkan susu pada suhu tidak kurang dari 135ºC selama 2 detik dan segera dikemas dalam wadah steril secara aseptis (pembebasan dari mikroorganisme biologis dengan cara dipanaskan pada suhu lebih dari 100°C).
6. Es Krim (Ice cream)
Es Krim yakni susu dengan penambahan lemak susu ataupun dapat berupa lemak nabati atau krim maupun mentega dan dapat pula berupa campurannya dengan gula dan dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain.
7. Keju (Cheese)
Keju berupa produk susu berbentuk padat atau setengah padat yang diperoleh dengan cara mengkoagulasikan susu, krim, susu skim, komponen susu ataupun dapat berupa campurannya dengan enzim lainnya dengan atau tanpa penambahan rempah-rempah, dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.
8. Mentega; Butter
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3744-1995), mentega adalah produk makanan berbentuk padat lunak yang dibuat dari lemak atau krim susu atau campurannya, dengan atau tanpa penambahan garam (NaCl) atau bahan lain yang diizinkan, serta minimal mengandung 80 % lemak susu. Mentega dapat dibuat dari lemak susu (terutama lemak susu sapi) yang manis (sweet cream) atau asam. Mentega dari lemak susu yang asam mempunyai cita rasa lebih kuat.
9. Youghrt
Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat, yang berperan dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan bau yang unik pada yoghurt. Yoghurt sering dijual apa adanya, bagaimanapun juga rasa buah, vanilla atau coklat juga populer.
1.11 Kotoran Ternak
Kotoran ternak terdiri dari kotoran padat dan cair atau disebut feses dan urine. Ada beberapa pilihan untuk memanfaatkan kotoran ternak, yaitu penggunaan kotoran ternak untuk pupuk, penghasil biogas dan bahan pembuatan bioarang. Penggunaan kotoran ternak untuk pupuk sudah lama dilakukan dan penggunaannya telah meluas. Penggunaan kotoran ternak untuk menghasilkan biogas dan bioarang, walaupun sudah populer, tetapi penggunaannya belum meluas.
Biogas adalah bahan bakar yang diperoleh melalui proses fermentasi anaerob dari limbah pertanian, kotoran ternak, tinja manusia, dan bahan organik lain.
Beberapa keuntungan yang akan diperoleh dari penggunaan kotoran ternak sebagai penghasil biogas adalah sebagai berikut:
1. Biogas yang dihasilkan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan minyak tanah yang jumlahnya terbatas dan harganya cukup mahal.
2. Jika diterapkan oleh masyarakat di sekitar hutan yang banyak menggunakan kayu sebagai bahan bakar, diharapkan dapat mengurangi penebangan kayu sehingga kelestarian hutan lebih terjaga.
3. Teknologi ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena kotoran yang semula hanya mencemari lingkungan digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat. Dengan demikian kebersihan lingkungan lebih terjaga.
4. Selain menghasilkan energi, buangan (sludge) dari alat penghasil biogas ini juga dapat digunakan sebagai pupuk kandang yang baik.
Bioarang adalah arang yang diperoleh dari pembakaran biomassa kering dengan sistem tanpa udara (pirolisis). Adapun biomassa adalah bahan organik yang berasal dari jasad hidup, baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai bahan pembuatan bioarang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama dengan pembuatan biogas. Kedua cara ini sama-sama merupakan usaha meningkatkan dan memanfaatkan energi yang terdapat di dalam kotoran ternak. Namun pada cara ini, kotoran ternak dibuat menjadi arang sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar dengan kemampuan energi pembakaran yang lebih besar. Sebagai gambaran, energi yang dihasilkan dari pembakaran kayu hanya 3300 kkal/kg, sedangkan energi yang dihasilkan dari pembakaran bioarang dapat mencapai 5000 kkal/kg.
Bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa:
1. Menghasilkan panas pembakaran yang lebih tinggi
2. Asap yang dihasilkan lebih sedikit
3. Bentuk dan ukuran seragam karena dibuat dengan alat pencetak
4 Dapat tampil lebih menarik karena bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan keinginan pembuat
5 Menggunakan bahan baku yang tidak menimbulkan masalah lingkungan, bahkan dapat mengurangi pencemaran akibat kotoran ternak.
Namun, selain memiliki kelebihan, bioarang juga memiliki kekurangan sebagai berikut:
1. Biaya pembuatan bioarang relatif lebih mahal dibandingkan arang biasa. Namun, hal ini dapat diatasi dengan pembuatan bioarang dalam skala yang relatif besar sehingga biaya perunitnya dapat ditekan.
2. Cara memulai pembakaran bioarang lebih sulit dibandingkan arang biasa. Namun, kesulitan ini dapat diatasi dengan penetesan minyak tanah atau spiritus pada bioarang.
DAFTAR PUSTAKA